Senin, 31 Desember 2012

Konferensi Remaja Islam

Posted by LEMBAGA DAKWAH SEKOLAH | 06.53 Categories:
Konferensi remaja Islam (KRI)
Remaja Pejuang Syariah dan Khilafah
Bagaimana keadaan remaja saat ini? yang terbayang, tawuran seks bebas, narkoba, pornografi dan gambaran-gambaran mencengangkan lainnya, sangat ironis. Itulah buah diterapkannya sistem sekuler. Lalau bagaimana dengan Islam membentuk remaja?

Sepanjangsejarah khilafah Islam berdiri telah lahir para pemimpin ummat dan ilmuwan yang cerdas dari kalangan remaja. Ketua mUslimah HTI Ratu Erma Rahmawati mengatakan, sejarah mencatat nama-nama sepertiUamah bun Zaid sang komandan perang, Muhammad Al fatih sang penakluk, Thariq bin Ziyad yang kuat, Abdullah bin Abas yang berilmu, Zaid bin Tsabit yang cerdas, dan ibny Sina sejak umurnya 17 Tahun telah mampu membuka peraktik sendiri, bahkan dirinya diangkat sebagai dokter pribadi Khilafah.

"Kehidupan keluarga, masyarakat dan juga Negara dlam Kekhilafahan islam sangant mendukung lahirnya sosok generasi yang agung dan istimewa ini." ujarnya saat konferensi Remaja Islam yang digelar MHTI, ahad (16/12) di auditorium Sport Center ragunan, Jakarta.

Ia Menambahkan, khlafah Islamiyah yang menerapkan syariah Islam akan mewujudkan kesejahteraan dalam kehidupan manusia. "Dimasa khilaah Umar bin Abdul Aziz, semua rajyatnya merasakan hidup berkcukupan baik sandang, pangan, papan hingga layaan kesehatan, pendididkan dan keamanan.," ucapnya dihadapan 1.500 remaja se-Jabotabek dan sekitarnya, bertajuk Khilafah, Negara yang Melindungi dan Mensejahterakan Remaja.

Berikut Video Liputan kegiatan konferensi

Selasa, 25 Desember 2012

Anak-anak perindu Syahid

Posted by LEMBAGA DAKWAH SEKOLAH | 10.26 Categories:

Inilah anak-anak remaja Suriah rela tinggalkan cita-cita mereka demi berjihad di jalan Allah

 Subhannalah  Allahu Akbar!
Ya Allah menangkan lah mereka para mujahidin dari ayah-ayah remaja dan remaja ini ... berilah ketabahan , kemudahan dan kemenangan serta rijki dan rahmat Allah..berilah mereka kehidupan mulia dan jika meninggal, mati syahid...

Remaja sekalin yang tercinta...
Samir Qutaini, anak remaja Suriah yang pernah bercita-cita menjadi pesepakbola internasional tak melanjutkan lagi sekolahnya dan lebih memilih menjadi pedagang di toko ponsel milik ayahnya, demi jihad.
Kisah Samir tidak seperti ribuan para remaja 17 tahun lainnya yang sebagian besar hidup bersenang-senang atau belum memiliki tujuan hidup. Samir di Suriah ini, ia berdagang ponsel demi membeli sebuah AK-47 untuk menjadi mujahid di jalan Allah.

"Satu hal yang Saya rindukan dari sekolah adalah bermain sepakbola dengan teman-teman saya," kata Samir kepada AFP. "Saya adalah gelandang tengah, dan benar saja, Saya mencetak gol. Impian saya adalah untuk bermain dengan (Lionel) Messi dan (Andres) Iniesta (para bintang Barcelona)."

Namun mimpinya itu harus ia lupakan karena ada hal yang lebih penting darinya. Kini Samir lebih sering bermain dengan senapannya.

Rumahnya sekarang adalah sebuah bangunan bekas toko kelontong di persimpangan Salahuddin di utara kota Aleppo, salah satu kota yang menjadi pusat pertempuran antara Mujahidin dan pasukan Bashar Assad, kota yang kini sebagian besarnya telah dikuasai oleh Mujahidin.

Sejak Samir meninggalkan rumahnya di kota Idlib beberapa bulan lalu, keluarga Samir kini adalah sebuah kelompok remaja lainnya yang turut berjihad. Abdel Khadir Zeidan (15) adalah yang termuda di antara mereka dan Muhammad Bassar (18) adalah salah satu yang tertua.

Sama seperti Mujahidin lainnya, mereka berjihad dengan keyakinan, hidup atau mati syahid.
Zeidan, menggunakan syal warna merah bermotif kotak-kotak, dengan gaya khas Mujahidin, wajahnya masih sangat lugu. Tetapi siapa sangka anak laki-laki yang terlihat masih polos itu telah ikut berperang selama lima bulan dan telah berhasil membunuh tentara musuh.

"Jangan tertipu dengan usia saya. Saya telah berperang selama lima bulan dan telah membunuh sejumlah tentara (rezim)," katanya.

Sekolahnya telah ditutup karena pertempuran mengguncang Suriah sejak Maret 2011, pemboman intensif yang dilakukan pasukan rezim telah menewaskan puluhan ribu warga sipil Muslim Suriah. Zeidan mengaku sangat tak tahan melihat saudara-saudaranya dibantai, karena itu ia berangkat berjihad.

"Setiap hari Saya menonton televisi bagaimana tentara rezim membunuh orang-orang tak bersalah, dan Saya tidak ingin berdiam diri di rumah menunggu mereka untuk membunuh kami juga," ujarnya.

"Saya ingat pada hari Saya memutuskan untuk pergi berperang, dan orangtua saya menangis. Saya berbicara kepada mereka sepekan sekali untuk memberitahu mereka bahwa Saya baik-baik saja, tetapi ibu saya selalu menangis ketika saya ucapkan selamat tinggal."

Selain mereka, ada Muhammad Obori (16), ia sedang duduk dan memainkan sebuah tank mainan yang ia temukan di rumah yang ditinggalkan pemiliknya.

Bagaimanapun, jiwa kanak-kanak mereka masih ada, ketika mereka bosan mereka bermain dengan permainan yang ada.

"Saya membawanya (tank mainan) kemana saja. Ketika saya merasa bosan, Saya bermain dengannya," kata Obori.

Obori mengatakan bahwa ayahnya telah menjadi salah satu mujahid di jajaran Tentara Pembebasan Suriah (FSA) di tempat tinggal mereka di provinsi Idlib. Namun ayahnya mendorongnya untuk pergi ke Aleppo untuk berjihad di sini.

"Beliau (ayah) lah yang mendorong saya untuk bergabung dan datang ke sini untuk berperang," katanya.
Tidak seperti Zeidan, Obori tidak melakukan kontak lagi dengan keluarganya, itu adalah caranya agar ia tetap tabah di medan jihad. 

"Karena itu membantu saya untuk menjaga pikiran saya (fokus) pada perang," menambahkan bahwa ia telah membunuh lima tentara musuh.

Tetapi ia tetap merindukan tidur di rumahnya bersama keluarganya dan memakan makanan yang ia sukai seperti kebab.

Di samping mereka, ada Mahmut, salah satu yang paling tua dan paling berpengalaman dalam brigade muda ini, ia sangat santai ketika berbicara tentang perang ini. Tidak seperti kebanyakan orang menganggap perang adalah hal yang menakutkan, Mahmut menjalaninya dengan tenang dan yakin kepada Allah.

"Saya tidak tahu apakah Saya telah membunuh seorang pun (dari jajaran musuh -red) atau tidak, dan Saya tidak peduli," katanya. 

Mahmut yakin bahwa mereka tidak kuasa sedikitpun atas apa yang mereka lakukan, karena semua bergantung pada Allah.

"Yang Saya ketahui adalah bahwa Saya menembaki mereka dan mereka menembaki saya. Allah lah yang membimbing peluru-peluru itu," tambahnya.

"Sebelum Saya bergabung, Saya tidak pernah menyentuh senjata, dan tidak pernah terpikirkan untuk menggunakannya satupun."

Mahmut juga bercerita bahwa ia pernah mengalami bertemu dengan geng Syiah Shabihah dan dipukuli hingga pingsan dan semua miliknya dirampas.

Tak jauh beda dengan remaja lainnya, Mahmut pun masih memiliki keinginan untuk melanjutkan pendidikan ketika perang sudah berakhir. Ia ingin kembali ke sekolah dan ingin masuk universitas untuk belajar tentang medis dan keperawatan, sesuatu yang ia katakan "berguna bagi masyarakat."

Mahmut mengaku bahwa keluarganya sempat tak setuju dengan pilihannya untuk turun ke medan perang. Tetapi Mahmut yakin mereka bangga terhadapnya.

"Meskipun mereka tidak mengatakannya, mereka bangga terhadap saya - terkhusus ayah saya, yang pada usia yang sama dengan saya ia bergabung dalam revolusi," menentang ayah Bashar Assad, Hafez, pada tahun 1980-an.

Brigade muda ini kemudian menyertai seorang wartawan di jalan, dengan memegang senapan mereka yang siap pakai.

Mereka sama sekali tidak merasa takut berada di medan perang, justru mereka sangat menikmatinya. Dan, sesekali mereka bercanda, mengatakan "ini seperti video game."

Luar Biasa!. Bagaiman dengan nasib ank remaja kita di Indonesia?
(sumber/arrahmah.com)

Jumat, 14 Desember 2012

Pemuda Pemudi Penggerak Dakwah

Posted by LEMBAGA DAKWAH SEKOLAH | 15.51 Categories:

Pemuda Pemudi Penggerak Dakwah

Kaum Muslim sudah dikenal dengan jumlahnya yang sangat banyak, tetapi sayangnya gaung sang raksasa belum terdengar sepenuhnya. Dari tahun ke tahun, jumlah kaum Muslim mengalami peningkatan di berbagai negara dengan banyaknya muallaf. Pada umumnya, muallaf ini didominasi oleh para pemuda. Subhanallah. Inilah salah satu alasan yang membuat kafir penjajah tergopoh-gopoh menyusun rencana untuk menghancurkan pertahanan kaum Muslim melalui para pemudanya. Maka tidak aneh apabila pemuda Muslim saat ini dibombardir dari segala penjuru aspek kehidupan: makanan, gaya hidup, film dll.

Mari menengok ke zaman Rasulullah saw.. Saat memimpin kaum Muslim beliau ditemani oleh banyak pemuda yang siap berjihad fi sabilillah pada usia belia. Siapa yang tak mengenal Usamah bin Zaid, putra Ummu Aiman. Pada usianya yang masih muda, ia datang mengajukan diri untuk ikut bergabung dengan barisan pasukan Perang Uhud. Namun sayang, Rasullullah saw. menolaknya karena ia masih terlalu muda untuk berperang. Namun, Usamah bin Zaid yang berusia lima belas tahun kembali mengajukan diri untuk bergabung menjadi pasukan dalam Perang Khandaq. Kali ini Rasulullah saw. membolehkannya. Pada usia delapan belas tahun, ia kembali terjun ke medan Perang Mu’tah. Karena keberanian dan kegigihannya, Rasulullah saw. mengangkat dia sebagai panglima pasukan untuk memerangi pasukan Rum pada usia belum mencapai dua puluh tahun.

Masih banyak Sahabat Rasulullah saw. lainnya yang masih muda dengan sejuta tekad untuk syahid fi sabilillah. Zubair bin Awwam masuk Islam pada usia lima belas tahun. Abdullah bin Abbas rela mengetuk satu-persatu pintu untuk menimba ilmu dari para sahabat Rasulullah dan mengajak teman seusianya untuk ikut belajar walaupun masih ada yang ragu dengan ajakannya. Tak kalah hebatnya dengan yang lain, masih ada Thalhah bin Ubaidillah yang selalu setia berdiri di samping Rasulullah saw., dan selalu menjadi orang pertama yang mengajukan diri untuk melawan kaum musyrik dalam Perang Uhud. Dengan semangat jihad yang lebih panas dari bara api, puluhan bekas tebasan pedang, tusukan, lemparan panah, darah segar dan pergelangan tangan yang putus sebelah-lah yang menjadi impian para pemuda Muslim pada saat itu.

Kekuatan kaum Muslim dengan jumlah yang sangat tidak sedikit ini harusnya sudah bisa membuat perubahan di dunia. Sudah menjadi rahasia umum, khususnya bagi kaum Muslim, bahwa dakwah adalah sebuah kewajiban yang seharusnya senantiasa menjadi poros hidup dan bukan hanya teori. Pemuda Muslim dengan segala potensi luar biasa yang dimiliki, ide cemerlang, fisik yang kuat, semangat yang membara dan kemampuan dalam menyusun strategi seharusnya sudah sangat bisa membawa pemuda Muslim yang lain peduli dan mulai bangkit dari “keindahan” dunia remaja pada umumnya.

Pada saat pemuda lain menikmati masa mudanya dengan bersenang-senang, pemuda Muslim pun mempunyai cara “bersenang-senang” yang istimewa, yakni menyerukan Islam dengan berdakwah. Siapa lagi yang akan melanjutkan estafet perjuangan dakwah Islam sampai Daulah Khilafah Islamiyah berdiri kalau bukan para pemudanya? Siapa lagi yang akan menjadi penggerak dan pejuang syariah Islam kalau bukan pemudanya?

Wahai pemuda Muslim! Bukan saatnya untuk duduk manis berpangku tangan dengan setumpuk urusan duniawi!

Wahai pemuda Muslim! Islam memerlukan masa mudamu, bukan sisa mudamu! Dunia sedang haus akan gaung suara pemuda Muslim yang senantiasa berdakwah dan memperjuangkan Islam agar kembali tegak di muka bumi. Pemuda Muslim yang aktif adalah mereka yang senantiasa aktif berdakwah.

WalLahu a’lam bi ash-shawab.
Sumber: Alwaie

Minggu, 02 Desember 2012

Selamatkan diri dan keluarga  kita dari api neraka

Kengerian Neraka
Allah l berfirman dalam kitab-Nya yang mulia:

“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim: 6)

Sebuah seruan dari Dzat Yang Maha Agung kepada orang-orang yang beriman, berisi perintah dan peringatan berikut kabar tentang bahaya besar yang mengancam. Seruan ini ditujukan kepada insan beriman, karena hanya mereka yang mau mencurahkan pendengaran kepada ajakan Allah l, berpegang dengan perintah-Nya dan mengambil manfaat dari ucapan-Nya. Allah l perintahkan mereka agar menyiapkan tameng untuk diri mereka sendiri dan untuk keluarga mereka guna menangkal bahaya yang ada di hadapan mereka serta kebinasaan di jalan mereka. Bahaya yang mengerikan itu adalah api yang sangat besar, tidak sama dengan api yang biasa kita kenal, yang dapat dinyalakan dengan kayu bakar dan dipadamkan oleh air. Api neraka ini bahan bakarnya adalah tubuh-tubuh manusia dan batu-batu. Ia berbeda  sama sekali dengan api di dunia. Bila orang terbakar dengan api dunia, ia pun meninggal berpisah dengan kehidupan dan tidak lagi merasakan sakitnya pembakaran tersebut. Beda halnya bila seseorang dibakar dengan api neraka, na’udzubillah. Karena Allah l berfirman:
“Setiap kali nyala api Jahannam itu akan padam, Kami tambah lagi nyalanya bagi mereka.” (Al-Isra’: 97)
“Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka terus merasakan azab.” (An-Nisa’: 56)
“Mereka tidak dibinasakan dengan siksa yang dapat mengantarkan mereka kepada kematian (mereka tidak mati dengan siksaan di neraka bahkan mereka terus hidup agar terus merasakan siksa) dan tidak pula diringankan azabnya dari mereka.” (Fathir: 36) [Al-Khuthab Al-Minbariyyah fil Munasabat Al-‘Ashriyyah, Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan, dengan sub judul Fit Tahdzir minan Nar wa Asbab Dukhuliha, 2/164-165]
Orang yang masuk ke dalam api yang sangat besar ini tidak mungkin dapat lari untuk meloloskan diri, karena yang menjaganya adalah para malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah l terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka serta selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. Allah l berfirman:
“Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, yang keras.” (At-Tahrim: 6)
Al-Imam Al-Qurthubi t menjelaskan, “Penjaganya adalah para malaikat Zabaniyah yang hati mereka keras, kaku, tidak mengasihi jika dimohon kepada mereka agar menaruh iba…
Kata ﯨ maksudnya keras tubuh mereka. Ada yang mengatakan, para malaikat itu kasar ucapannya dan keras perbuatannya. Ada yang berpendapat, malaikat tersebut sangat kasar dalam menyiksa penduduk neraka, keras terhadap mereka. Bila dalam bahasa Arab dinyatakan: فُلاَنٌ شَدِيْدٌ عَلَى فُلاَنٍ, maksudnya Fulan menguasainya dengan kuat, menyiksanya dengan berbagai macam siksaan.
Ada pula yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan ﯧ adalah sangat besar tubuh mereka, sedangkan maksud ﯨ adalah kuat.
Ibnu Abbas c berkata, “Jarak antara dua pundak salah seorang dari malaikat tersebut adalah sejauh perjalanan setahun. Kekuatan salah seorang dari mereka adalah bila ia memukul dengan alat pukul niscaya dengan sekali pukulan tersebut tersungkur 70.000 manusia ke dalam jurang Jahannam.” (Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, 18/128)
Al-‘Allamah Asy-Syaikh Abdurrahman ibnu Nashir As-Sa’di t berkata menafsirkan ayat ke-6 surah At-Tahrim di atas, “Jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka, yang disebutkan dengan sifat-sifat yang mengerikan. Ayat ini menunjukkan perintah menjaga diri dari api neraka tersebut dengan ber-iltizam (berpegang teguh) terhadap perintah Allah l, menunaikan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan bertaubat dari perbuatan yang Allah l murkai serta perbuatan yang menyebabkan azab-Nya. Sebagaimana ayat ini mengharuskan seseorang menjaga keluarga dan anak-anak dari api neraka dengan cara memberikan pendidikan dan pengajaran kepada mereka, serta memberitahu mereka tentang perintah Allah l. Seorang hamba tidak dapat selamat kecuali bila ia menegakkan apa yang Allah l perintahkan terhadap dirinya dan orang-orang yang di bawah penguasaannya, baik istri-istrinya, anak-anaknya, dan selain mereka dari orang-orang yang berada di bawah kekuasaan dan pengaturannya.
Dalam ayat ini pula Allah l menyebutkan neraka dengan sifat-sifat yang mengerikan agar menjadi peringatan terhadap manusia jangan sampai meremehkan perkaranya. Allah l berfirman:
“…Yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu…” (At-Tahrim: 6)
Sebagaimana Allah l berfirman:
“Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah (patung-patung) adalah bahan bakar/kayu bakar Jahannam, kalian sungguh akan mendatangi Jahannam tersebut.”1
Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras. Yaitu akhlak mereka kasar dan hardikan mereka keras. Mereka membuat kaget dengan suara mereka dan membuat ngeri dengan penampilan mereka. Mereka melemahkan penghuni neraka dengan kekuatan mereka dan menjalankan perintah Allah l terhadap penghuni neraka, di mana Allah l telah memastikan azab atas penghuni neraka ini dan mengharuskan azab yang pedih untuk mereka.
Mereka tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. Di sini juga ada pujian untuk para malaikat yang mulia dan terikatnya mereka kepada perintah Allah l serta ketaatan mereka kepada Allah l dalam seluruh perkara yang diperintahkan-Nya.” (Taisir Al-Karimir Rahman, hal. 874)

Penjagaan Rasulullah n terhadap Keluarganya
Rasulullah n sebagai uswah hasanah bagi orang-orang yang beriman telah memberikan arahan dan peringatan kepada kerabat beliau dalam rangka menjaga mereka dari api neraka. Tatkala turun perintah Allah l dalam ayat:
“Berilah peringatan kepada kerabatmu yang terdekat.” (Asy Syu’ara: 214)
Rasulullah n mendatangi bukit Shafa dan menaikinya, lalu menyeru manusia untuk berkumpul. Maka orang-orang pun berkumpul di sekitar beliau. Sampai-sampai yang tidak dapat hadir mengirim utusannya untuk mendengarkan apa gerangan yang akan disampaikan oleh Muhammad n. Rasulullah n kemudian memanggil kerabat-kerabatnya, “Wahai Bani Abdil Muththalib! Wahai Bani Fihr! Wahai Bani Lu’ai! Apa pendapat kalian andai aku beritakan kepada kalian bahwa ada pasukan berkuda dari balik bukit ini akan menyerang kalian. Adakah kalian akan membenarkan aku?” Mereka serempak menjawab, “Iya.” Beliau melanjutkan, “Sungguh aku memperingatkan kalian sebelum datangnya azab yang pedih.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Ibnu Abbas c)
Aisyah x memberitakan bahwa ketika turun ayat di atas, Rasulullah n bangkit seraya berkata, “Wahai Fathimah putri Muhammad! Wahai Shafiyyah putri Abdul Muththalib! Wahai Bani Abdil Muththalib! Aku tidak memiliki kuasa sedikit pun di hadapan Allah l untuk menolong kalian kelak. (Adapun di kehidupan dunia ini) maka mintalah harta dariku semau kalian.” (HR. Muslim)
Al-Imam Muslim t meriwayatkan dari hadits Aisyah x, istri Nabi n, bahwa bila hendak shalat witir, beliau n membangunkan Aisyah x.
Rasulullah n sendiri telah bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad t:
رَحِمَ اللهُ رَجُلاً قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَصَلَّتْ، فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِي وَجْهِهَا الْمَاءَ، وَرَحِمَ اللهُ امْرَأَةً قَامَتْ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ وَأَيْقَظَتْ زَوْجَهَا فَصَلَّى فَإِنْ أَبَى نَضَحَتْ فِي وَجْهِهِ الْمَاءَ
“Semoga Allah merahmati seorang lelaki yang bangun di waktu malam lalu mengerjakan shalat dan ia membangunkan istrinya lalu si istri mengerjakan shalat. Bila istrinya enggan untuk bangun, ia percikkan air di wajah istrinya. Semoga Allah merahmati seorang wanita yang bangun di waktu malam lalu mengerjakan shalat dan ia membangunkan suami lalu si suami mengerjakan shalat. Bila suaminya enggan untuk bangun, ia percikkan air di wajah suaminya.” (Sanad hadits ini shahih kata Asy-Syaikh Ahmad Syakir t dalam tahqiqnya terhadap Al-Musnad)
Ummu Salamah x mengabarkan, suatu malam Rasulullah n terbangun dari tidur beliau. Beliau pun membangunkan istri-istri beliau untuk mengerjakan shalat. Kata beliau:
أَيْقِظُوْا صَوَاحِبَ الْحُجْرِ
“Bangunlah, wahai para pemilik kamar-kamar (istri-istri beliau yang sedang tidur di kamarnya masing-masing)!” (HR. Al-Bukhari)
Tidak luput pula putri dan menantu beliau juga mendapatkan perhatian beliau. Suatu malam, Rasulullah n mendatangi rumah Ali dan Fathimah c. Beliau berkata, “Tidakkah kalian berdua mengerjakan shalat malam?” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari hadits ‘Ali z)

Jagalah Dirimu dan Keluargamu dari Api Neraka
Seorang suami sebagai kepala rumah tangga selain menjaga dirinya sendiri dari api neraka, ia juga bertanggung jawab menjaga istri, anak-anaknya, dan orang-orang yang tinggal di rumahnya. Satu cara penjagaan diri dan keluarga dari api neraka adalah bertaubat dari dosa-dosa. Allah l berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kalian kepada Allah dengan taubat nashuha. Mudah-mudahan Rabb kalian menghapuskan kesalahan-kesalahan kalian dan memasukkan kalian ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersamanya, sedang cahaya mereka memancar di depan dan di sebelah kanan mereka, seraya mereka berdoa, ‘Wahai Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu’.” (At-Tahrim: 8)
Seorang suami sekaligus ayah ini bertaubat kepada Allah l dengan sebenar-benarnya, taubat yang murni, kemudian ia membimbing keluarganya untuk bertaubat. Taubat yang dilakukan disertai dengan meninggalkan dosa, menyesalinya, berketetapan hati untuk tidak mengulanginya, dan mengembalikan hak-hak orang lain yang ada pada kita. Taubat yang seperti ini tentunya menggiring pelakunya untuk beramal shalih. Buah yang dihasilkannya adalah dihapuskannya kesalahan-kesalahan yang diperbuat, dimasukkan ke dalam surga, dan diselamatkan dari kerendahan serta kehinaan yang biasa menimpa para pendosa dan pendurhaka.
Melakukan amal ketaatan dan menjauhi maksiat harus diwujudkan dalam rangka menjaga diri dari api neraka. Seorang kepala rumah tangga menerapkan perkara ini dalam keluarganya, kepada istri dan anak-anaknya. Ia punya hak untuk memaksa mereka agar taat kepada Allah l dan tidak berbuat maksiat, karena ia adalah pemimpin mereka yang akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah l kelak dalam urusan mereka, sebagaimana sabda Rasulullah n:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Ibnu Umar c)
Ia harus memaksa anaknya mengerjakan shalat bila telah sampai usianya, berdasar sabda Rasulullah n:
مُرُوْا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنٍ، وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ، وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
“Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka telah berusia tujuh tahun dan pukullah mereka bila enggan melakukannya ketika telah berusia sepuluh tahun serta pisahkanlah di antara mereka pada tempat tidurnya.” (HR. Abu Dawud dari hadits Abdullah ibnu ‘Amr c, dikatakan oleh Al-Imam Al-Albani t dalam Shahih Abi Dawud, “Hadits ini hasan shahih.”)
Allah l telah berfirman:
“Perintahkanlah keluargamu untuk mengerjakan shalat dan bersabarlah dalam mengerjakannya.” (Thaha: 132)
Seorang ayah bersama seorang ibu harus bekerja sama untuk menunaikan tanggung jawab terhadap anak, baik di dalam maupun di luar rumah. Anak harus terus mendapatkan pengawasan di mana saja mereka berada, dijauhkan dari teman duduk yang jelek dan teman yang rusak. Anak diperintahkan untuk mengerjakan yang ma’ruf dan dilarang dari mengerjakan yang mungkar.
Orangtua harus membersihkan rumah mereka dari sarana-sarana yang merusak berupa video, film, musik, gambar bernyawa, buku-buku yang menyimpang, surat kabar, dan majalah yang rusak.
Seluruh perkara yang telah disebutkan di atas dilakukan dalam rangka menjaga diri dan keluarga dari api neraka. Karena, bagaimana seseorang dapat menyelamatkan dirinya dari api neraka bila ia meninggalkan shalat padahal shalat adalah tiang agama dan pembeda antara kafir dengan iman?
Bagaimana seseorang dapat menyelamatkan dirinya dari api neraka bila ia selalu melakukan perkara yang diharamkan dan mengentengkan amalan ketaatan? Bagaimana seseorang dapat menyelamatkan dirinya dari api neraka bila ia selalu berjalan di jalan neraka, siang dan malam?
Hendaknya ia tahu bahwa neraka itu dekat dengan seorang hamba, sebagaimana surga pun dekat. Nabi n bersabda:
الْجَنَّةُ أَدْنَى إِلَى أَحَدِكُمْ مِنْ شِرَاكِ نَعْلِهِ وَالنَّارُ مِثْلُ ذَلِكَ
“Surga lebih dekat kepada salah seorang dari kalian daripada tali sandalnya dan neraka pun semisal itu.” (HR. Al-Bukhari dari hadits Ibnu Mas’ud z)
Maksud hadits di atas, siapa yang meninggal di atas ketaatan maka ia akan dimasukkan ke dalam surga. Sebaliknya, siapa yang meninggal dalam keadaan bermaksiat maka ia akan dimasukkan ke dalam neraka. (Al-Khuthab Al-Minbariyyah, 2/167)
Bagaimana seseorang dapat menjaga keluarganya dari api neraka sementara ia membiarkan mereka bermaksiat kepada Allah l dan meninggalkan kewajiban?
Bagaimana seorang ayah dapat menyelamatkan anak-anaknya dari api neraka bila ia keluar menuju masjid sementara ia membiarkan anak-anaknya masih pulas di atas pembaringan mereka, tanpa membangunkan mereka agar mengerjakan shalat? Atau anak-anak itu dibiarkan asyik dengan permainan mereka, tidak diingatkan untuk shalat?
Anak-anak yang seyogianya merupakan tanggung jawab kedua orangtua mereka, dibiarkan berkeliaran di mal-mal, main game, membuat kegaduhan dengan suara mereka hingga mengusik tetangga, kebut-kebutan di jalan raya dengan motor ataupun mobil. Sementara sang ayah tiada berupaya meluruskan mereka. Malah ia penuhi segala tuntutan duniawi si anak. Adapun untuk akhirat mereka, ia tak ambil peduli. Sungguh orangtua yang seperti ini gambarannya tidaklah merealisasikan perintah Allah l dalam surah At-Tahrim di atas. Wallahul musta’an.
Maka, marilah kita berbenah diri untuk menjaga diri kita dan keluarga kita dari api neraka. Bersegeralah sebelum datang akhir hidup kita, sebelum datang jemputan dari utusan Rabbul Izzah, sementara kita tak cukup ‘bekal’ untuk bertameng dari api neraka, apatah lagi meninggalkan ‘bekal’ yang memadai untuk keluarga yang ditinggalkan. Allahumma sallim!
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.

Sumber: http://asysyariah.com/jagalah-diri-dan-keluarga-dari-api-neraka.html

Senin, 26 November 2012

PELAJAR DAHSYAT

Posted by LEMBAGA DAKWAH SEKOLAH | 23.19 Categories:
buat kamu para pelajar muslim kadang kita bingung sebenarnya tujuan kita berangkat sekolah itu apa ? ,apakah untuk mengejar prestasi disekolah atau mendapatkan nilai tertinggi diraport kita ,apa benar itu tujuan kita belajar di sekolah ? baiklah anggap saja benar tujuan kita sekolah hanya untuk mendapat nilai teringgi, untuk kepuasan kita tapi masalahnya apakah kesuksesan hidup kita hanya dijamin oleh nilai selembar kertas atau ijazah ? tentu tidak donk apasih nilai selembar kertas yang berisi angka toh gak bisa bikin kita mendadak kaya buktinya banyak sarjana nganggur ,nah kita perlu ingat shobat beberapa pertanyaan berikut ini :
  • darimana kita berasal ?
  • untuk apa kita hidup ?
  • setelah mati kita mau kemana ? nah kita sebagai muslim tentunya mudah menjawab 3 pertanyaan diatas dan jawabanya :
  • kita berasal dari Allah SWT
  • kita hidup untuk beribadah
  • kita akan keakhirat untuk mempertanggung jawabkan amalan kita didunya 
 udah ada gambarankan, ada dong tentunya , nah setelah mencermati tiga pertanyaan diatas tentunya kita akan menambah jawaban dari pertanyaan kita tadi untuk apa saja kita berangkat tiap hari kesekolah ,tentunya setiap aktivitas kita harus disertai nilai ibadah karena akan ada pertanggungjawaban diakherat kelak tentunya,,,,,
sesui dengan tema diatas yaitu menjadi pelajar dahsyat, yang membedakan antara pelajar biasa dengan yang dahsyat yaitu iya akan mempunyai pemikiran yang khas yakni akan memprioritaskan aspek halal dan haram dalam perbuatanya serta berusaha memperbaiki diri dengan menambah aktivitas taskip ( pembinaan untuk memperdalam islam ) dan dengan bekal taskif ia akan berusaha menyebarkanya ( dakwah ) demi kebaikan seluruh alam,,,,,,,, 

Kamis, 15 November 2012

Kiita ini selebritis sebenarnya

Posted by LEMBAGA DAKWAH SEKOLAH | 02.20 Categories:
Sebenarnya setiap manusia adalah 'selebritis' Baik itu muda tua laki-laki perempuan. Bukankah setiap hari kita dishoting oleh malaikat Raqib dan Atid, mulai dari bangun tidur samapai tidur lagi? Dokumen Film itu akan di putar ulang di bioskop'akhirat' nanti tanpa sensor sedikitpun. Hanya mereka yang berakting sesuai sekenario Al Quran dan hadist yang akan mendapatkan "SURGA AWARDS"

Ayo perbaiki aktingmu dengan ikut dalam sebuah  perjuangan menegakkan daan menerapkan syariat islam di bawah naungan khilafah Rasyidah ala minhajinnubuwwah.

dalam momentum tahun baru islam ini pelajar muslim yang tergabung dalam lembaga dakwah sekolah (LDS) mengajak seluruh elemen masyarakat yang salahsatunya adalah para remaja islam di sekolah sekolah untuk merealisasikan pentingnya hijrah dalam kehidupan sekarang ini.

Para pelajar Muslim calon super hero abad ini.. kita ini umat musli sebagai selebritis manusia istimewa sebagai mana dalam al Quran.  albaqarah ayat 110

Tahun baru hijriyah momen kebangkitan islam

Posted by LEMBAGA DAKWAH SEKOLAH | 02.00 Categories:
Para pelajar Muslim calon super hero abad ini..

Hijrah Nabi Muham-mad saw. merupakan momentum sejarah yang paling penting dan menentukan tegaknya peradaban Islam di muka bumi ini. Hijrah yang dilakukan oleh Rasulullah saw. dan para sahabat -setelah masyarakat Mekkah yang jumud itu tidak memberikan peluang bagi terbitnya peradaban baru di negerinya- membuka babak baru bagi perkembangan Islam di kota Yatsrib (+400 km dari kota Mekkah) yang kemudian berubah menjadi Madinatur Rasul atau Madinah Munawwarah. Hijrah yang dilakukan setelah 13 tahun dakwah di kota Mekkah itu telah mengubah kaum Muhajirin yang tertindas (mustad'afin) menjadi warga masyarakat di kota Madinah selain kaum Anshor. Bahkan, menjadi pelopor perubahan dunia di masa berikutnya. 

Hijrah itu juga telah mengubah keadaan kaum musyrikin penyembah berhala dari kalangan suku Aus dan Khazraj di kota Madinah menjadi orang-orang mukmin yang telah menolong dan melindungi perjuangan Nabi Muhammad saw. Lebih dari itu, mereka menjadi kaum yang mulia sebagaimana disebut-sebut dalam Al Qur'an maupun As Sunnah. 

Hijrahlah Menuju Khilafah Islamiyah

Hijrah itu pulalah yang telah mengubah kaum muslimin yang pada awalnya merupakan kelompok dakwah di bawah pimpinan Nabi Muhammad saw. menjelma menjadi suatu umat yang memiliki kemuliaan, kedudukan, dan kekuasaan. Rasulullah saw. pun akhirnya menjadi seorang penguasa (haakim) yang menjalankan pemerintahan dan kekuasaan menurut apa yang diturunkan Allah SWT kepada beliau saw., selain sebagai Nabi dan Rasul. Hijrah telah mengubah masyarakat Madinah yang terpecah-pecah dalam kabilah-kabilah menjadi satu umat dan satu negara di bawah kepemimpinan Risalah yang dibawa oleh Rasulullah saw. Ya, hijrah itulah yang menandai perubahan suatu masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat Islam yang memiliki peradaban yang luhur karena diliputi oleh nilai-nilai dan hukum-hukum Ilahi. Inilah awal bersatunya berbagai bangsa yang memiliki hukum, tatanegara, dan adat istiadat serta bahasa yang berbeda-beda menjadi umat yang satu, dengan hukum tata negara yang satu, serta bahasa yang satu di bawah naungan Islam, yakni umat Islam ummatan wahidah. Dengan hijrah, kekufuran lenyap diganti keimanan. Kejahiliyahan musnah tertutup cahaya Islam. Ketertindasan berubah menjadi kemuliaan dan keagungan. Murka Allah SWT sirna, sebaliknya keridlaan-Nya datang. 

Hanya saja, sejak runtuhnya Khilafah Islamiyyah pada tahun 1924, umat Islam yang telah dibangun berabad-abad yang lampau mengalami keruntuhan dan keterpecahbelahan seperti yang kita lihat sekarang. Pertanyaannya, apakah kaum muslimin tidak ingin kembali mengulangi sukses hijrah seperti yang pernah dialami para pendahulu mereka? Apakah kaum muslimin rela hidup dalam keadaan cerai-berai dan carut-marut seperti sekarang? Apakah kaum muslimin betah hidup menderita di bawah tekanan sistem kufur? Jika tidak, apakah yang mesti kita perbuat dalam memperingati momentum Hijrah yang telah diabadikan oleh Khalifah Umar bin Khaththab sebagai awal mula tahun Hijriyah, tahun penanggalan kaum muslimin? Tentu saja kaum muslimin harus memahami makna hijrah Rasulullah saw. dan memahami pula bagaimana aktualisasi hukum Allah SWT tersebut di masa kini sesuai dengan realitas umat yang ada kini. 

Makna Hijrah
Dalam bahasa Arab, hijrah berarti berpindah tempat. Sedangkan, secara syar'iy para fuqaha mendefinisikan hijrah sebagai :
"Keluar dari darul kufur ke darul Islam". (An Nabhani, Syakhsiyyah Al Islamiyyah Juz II/276).
Pengertian darul Islam dalam definisi itu adalah suatu daerah (negara) yang menerap-kan hukum Islam dalam segala aspek kehidupan serta keamanannya berada di tangan kaum muslimin. Sebaliknya, wilayah yang tidak menerapkan hukum Islam atau keamanannya di tangan bukan muslim merupakan darul kufur sekalipun mayoritas penduduknya beragama Islam. Saat itu, Nabi dan para sahabatnya hijrah dari darul kufur Makkah, lalu membentuk darul Islam Madinah. Ketika kaum muslimin keluar dari kota Mekkah menuju kota Madinah, motivasi utama mereka adalah keimanan dan melaksanakan perintah Allah SWT. untuk menyelamatkan agama mereka dari fitnah yang ditimbulkan oleh kaum musyrikin Quraisy. Dan Kota Madinah sebagai negara baru --Daulah Islamiyyah-- yang dipimpin oleh Nabi Muhammad saw. memberikan keamanan bagi mereka bahkan mengembangkan kehidupan mereka sebagai umat baru dengan peradaban baru, umat Islam. 

Oleh karena itu, ketika kota Mekkah telah ditaklukkan dan Quraisy sebagai lambang kekuasaan kufur telah runtuh dan umat manusia telah berbondong-bondong masuk Islam, hijrah dalam arti perpindahan kaum muslimin dari kota Mekkah ke kota Madinah telah ditutup karena Mekkah bukan lagi darul kufur, tetapi telah menjadi bagian dari Daulah Islamiyyah yang berpusat di kota Madinah. Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda: "Tidak ada pelaksanaan kewajiban hijrah setelah penaklukan kota Mekkah". Ketika ditanya tentang Hijrah, istri Nabi A'isyah ummul mukminin r.a. menyatakan : "Sekarang sudah tak ada hijrah. Dulu orang mukmin lari mem-bawa agamanya kepada Allah dan Rasul-Nya karena takut difitnah. Adapun sekarang Allah SWT benar-benar telah memenangkan Islam dan seorang mukmin dapat beribadah kepada Allah SWT sesuka dia". Dengan demikian jelaslah bahwa ketika kaum muslimin telah bisa menampakkan keislaman mereka dan dapat menegakkan hukum-hukum Islam dalam Daulah Islamiyyah, kewajiban hijrah dari negeri tempat mereka tinggal menjadi hilang. 

Aktualisasi Hijrah
Mencermati kondisi kaum muslimin menjelang milenium ketiga ini, keadaan mereka di seluruh dunia Islam boleh dikatakan memprihatinkan. Di negeri-negeri di mana kaum muslimin minoritas, keadaan mereka tertindas. Moro, Pattani, Rohingya, Kasymir, Chechnya, Palestina, Bosnia, dan Kosovo merupakan saksi nyata kesengsaraan dan ketertindasan kaum muslimin di akhir abad 20 hanya karena satu alasan : mereka muslim ! Mereka sama sekali tidak diberi kesempatan untuk memunculkan Islam, bahkan memunculkan diri sebagai muslim. Sementara itu, mereka yang tinggal di negeri-negeri di mana kaum muslimin mayoritas, justru hukum-hukum Islam tak bisa ditegakkan. Orang-orang yang berpegang teguh kepada aturan Allah SWT disisihkan. Bahkan, orang-orang mukmin yang konsisten dalam perjuangan menegakkan dienul Islam difitnahi dengan berbagai cap yang menyudutkan seperti eksklusif, ekstrimis, radikal, fundamentalis, bahkan teroris! Akibatnya aspirasi Islam dibunuh, para pejuangnya pun diburu dan dijebloskan ke penjara, dan sebagian diperlakukan tanpa batas perikemanusiaan hingga dibunuh. Dan kaum muslimin pun hidup tertekan dalam penjara besar negeri mereka sendiri yang telah dikuasai sistem kekufuran yang dikontrol oleh negara-negara besar Barat sebagai gembong kekufuran. 

Problematikanya, manakala kaum muslimin hendak berhijrah, kemana? Sebab seluruh dunia adalah darul kufur. Di negeri-negeri Barat yang demokratis tempat sebagian kaum muslimin bermukim, keadaannya tidak lebih baik dari negeri-negeri mereka sendiri. Oleh karena itu, bagaimana aktualisasi hijrah? 

Pertama, hijrah dari keadaan yang sangat menindas dan atau merusak aqidah mereka menuju tempat-tempat di mana keberagamaan mereka diakui dan dilindungi. Dalam kasus ini dapat dicontohkan perpindahan kaum muslimin dari Palestina, Bosnia, Chechnya dan lain-lain ke negeri-negeri Islam seperti Yordania, Saudi Arabia, dan Pakistan. Contoh lain, kaum muslimin yang hidup di Eropa atau AS dimana distrik atau kota tempat mereka tinggal sangat mengganggu aqidah dan kepribadian mereka, maka mereka wajib untuk berhijrah ke tempat-tempat lain yang lebih baik dan aman bagi aqidah dan kepribadian kaum muslimin sekalipun itu masih di negeri kafir tersebut. 

Kedua, jika di suatu negeri Islam tegak pemerintahan Khi-lafah 'ala minhajin nubuwwah --dalam waktu yang tidak lama lagi insyaallah-- sehingga darul Islam dimana kaum musllimin bisa menampilkan Islam dengan sem-purna dan hukum-hukum Allah SWT bisa ditegakkan dalam kehidupan, maka hukum hijrah sebagaimana hukum perpindahan kaum muslimin dari kota Mekah ke kota Madinah sebelum ditaklukkannya kota Mekkah (Fathu Makkah) berlaku kembali. Kaum muslimin di berbagai penjuru dunia yang terancam dirinya oleh lingkungannya lantaran keislamannya sedangkan dia mampu berhijrah, maka dia wajib berhijrah ke negara Khilafah Islamiyyah tersebut. Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?". Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?". (QS. An Nisa 97)

Namun bagi mereka yang mampu berhijrah, tapi dalam kondisi tidak terancam, yakni masih bisa menampilkan diri sebagai muslim dan melaksanakan hukum-hukum Islam yang dituntut kepadanya, maka tidak wajib baginya berhijrah ke negara Khilafah Islamiyyah, melainkan hanya mandub (sunnah) saja hukumnya. Kesimpulan hukum mandub ini oleh Taqiyuddin An Nabhani (idem) difahami dari adanya dorongan dan mobilisasi yang dilakukan oleh Rasulullah saw. agar kaum muslimin berhijrah dari Mekkah ke kota Madinah. Dorongan itu juga tampak dalam sejumlah firman Allah SWT diantaranya :
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS. Al Baqarah 218).
"Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan" (QS. At Taubah 20). 

Namun demikian Rasulullah saw. membiarkan sebagian orang mukmin tetap tinggal di kota Mekkah seperti Nu'aim an Nuhham r.a. yang ketika mau berhijrah dicegah oleh kaumnya. Mereka meminta agar Nu'aim tetap tinggal di antara mereka --lantaran beliau biasa menanggung kehidupan para janda dan anak yatim-- dan menjamin keamanannya dan membiarkan dia menampilkan agamanya. 

Selanjutnya, bagi kaum muslimin yang tidak terancam dan tidak diganggu keberadaannya di negeri-negeri di luar Khilafah Islamiyyah -- baik negeri Islam maupun negeri kufur-- dan mampu melakukan perubahan keadaan negeri tersebut dari darul kufur menjadi darul Islam, yakni menggabungkan negeri tersebut dengan negeri Khilafah Islamiyah sehingga wujud negara khilafah Islamiyyah itu secara riil merupakan negara internasional, maka hukumnya justru haram bagi dia meninggalkan negeri tersebut sekalipun untuk menuju negeri khilafah. Sebab, tempat itu merupakan medan perjuangan baginya bagaikan dia berada di perbatasan dengan negeri kufur dan siap bertemu dengan tentara kufur yang siap memerangi mereka, maka haram baginya meninggalkan medan pertempuran sekalipun dia kembali ke ibukota Khilafah Islamiyyah.
Ketiga, hijrah dalam arti berpindah dari darul kufur ke darul Islam baru akan dapat terlaksana bila ada Khilafah Islamiyyah. Oleh sebab itu, tegaknya Khilafah tersebut tidak dapat ditawar-tawar.

Khilafah,Solusi Problematika Kaum Muslimin
Segala macam krisis yang menimpa kaum muslimin di berbagai negeri Islam, krisis ekonomi, krisis politik, krisis sosial, krisis keamanan, dan lain-lain, tak akan bisa dipecahkan tanpa mengembalikan hukum-hukum Islam sebagai pengatur kehidupan dan pemecahan masalah umat manusia. Sebagai penguasa, seorang muslim dituntut terikat dengan firman Allah:
"Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu". (QS. Al-Maaidah 48).

Sebagai rakyat, mereka dituntut bertahkim (meminta keputusan hukum) kepada hukum yang diputuskan oleh Rasulullah saw. Allah berfirman:
"Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya" (QS. An-Nisaa' 65).
Bahkan kaum muslimin dituntut untuk meninggalkan hukum-hukum selain hukum Allah SWT yang disebut oleh Al Qur'an sebagai hukum Thaghut. Allah SWT berfirman:
"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan sejauh-jauhnya" (QS. An Nisa 60).
Padahal, semua itu baru akan terlaksana dengan adanya Khilafah Islamiyyah 'ala minhajin nubuwwah. Oleh karena itu, berdasarkan kaidah syara': "Sesuatu yang suatu kewajiban tidak bisa dilaksanakan kecuali dengannya maka sesuatu itu hukumnya wajib", menegakkan negara Khilafah Islamiyyah yang bersifat internasional merupakan kewajiban seluruh kaum muslimin di seluruh dunia, penguasa ataupun rakyat.

Khatimah
Hijrah Nabi Muhammad saw. adalah peristiwa historis sekaligus hukum yang telah mengubah keadaan kaum muslimin dari kondisi tertindas menjadi kondisi sentausa dengan tegaknya suatu masyarakat baru yang didasari hukum-hukum Islam sebagai pemecah problematikanya. Untuk itu, momentum hijrah adalah momentum kembalinya hukum Islam dalam negara Khilafah Islamiyyah yang menaungi kaum muslimin di seluruh dunia. Allah SWT berfirman:

"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik" (QS. An Nuur 55). [lds]

Sabtu, 10 November 2012



Pukul 13.00 belum terlihat keramaian di area bundaran Hotel Indonesia Jakarta. Padahal rencananya, senin siang (25/6) bakal digelar aksi damai para pelajar dalam rangka penolakan terhadap program kondomisasi remaja yang digagas oleh Menkes, Nafsiah Mboi. Tak berapa lama, para pelajar putra dan putri yang hendak ikut aksi mulai berdatangan membentuk kelompok-kelompok terpisah di sekitar area aksi. Namun panitia masih belum mengaktifkan pengeras suara yang sudah siap berteriak di atas mobil sound system.
Selidik punya selidik, ternyata ada miss komunikasi antara panitia dengan pihak kepolisian. Sehingga surat izin keramaian untuk melegalisasi aksi, masih belum turun hingga senin siang. Terlihat koordinator aksi dari DPP HTI tengah berbincang dengan aparat. Hasilnya, pihak berwenang ngasih jatah SETENGAH JAM untuk menggelar aksi. Alhamdulillaaah….

Tanpa membuang waktu, pukul 13.45 panitia segera bergerak. Kumpulan peserta aksi mulai digiring untuk mengelilingi air mancur bundaran HI. Pengeras suara mulai unjuk gigi melantunkan nasyid pengobar semangat dakwah. Tak lama berselang, Kang Ridwan dan Mas Luky dari Lajnah Dakwah Sekolah Hizbut Tahrir Indonesia (LDS-HTI) selaku pemandu aksi mulai berkoar-koar memompa semangat para peserta. Allaahu akbar!
Setelah dibuka dengan salam dan doa, rangkaian orasi dari para pelajar dimulai. Azzam bin Ismail Yusanto membuka orasi dengan tema, Invasi budaya kafir merusak generasi muda. Pelajar SMA Insantama Bogor ini mengingatkan para pelajar untuk waspada dengan serangan budaya rusak dan pemikiran sesat yang dijajakan musuh-musuh Islam melalui media. Orasi berikutnya dari Syadad Bil Haq yang dengan tegas menyuarakan bahwa sosialisasi kondom adalah kebijakan cabul rezim sekuler. Sehingga pelajar salah satu SMP di Jakarta ini menambahkan gelar pada Nafsiah Mboi sebagai Menkes Cabul!

Berikutnya, orasi disuarakan oleh Nazhif bin Rahmat Kurnia dari SMA Insantama Bogor yang tak kalah lantangnya mengajak masyarakat untuk menghancurkan virus sekulerisme dan liberalisme dari pemikiran umat. Lalu disambung oleh Febri, salah satu pelajar SMA di Jakarya yang mengingatkan bahwa sosialisasi kondom adalah upaya melegalisasi seks bebas. Terutama dikalangan remaja yang rentan terserang penyakit menular seksual dan wabah virus HIV. Rangkaian orasi diakhiri dengan pembacaan Pernyataan sikap HTI “Menolak Program Kondom Menkes” oleh Dede Tisna, Ketua DPP LDS-HTI. Aksi damai pun ditutup pembacaan doa oleh Abu Umar, tenaga pengajar salah satu sekolah di Jakarta. Alhamdulillaaah..meski hanya setengah jam, namun opini tolak sosialisasi kondom cukup menghujam masyarakat di sekitar area yang mendapatkan pers release dan artikel dari tim LDS.

Aksi damai tolak kondomisasi dan legalisasi seks bebas juga digelar oleh LDS-HTI di Banyumas, Bandung, dan Surabaya. Kita semua berharap agar masyarakat kian menyadari bahwa sosialisasi program kondomisasi Menkes hanya akan berakibat pada legalisasi seks bebas yang merusak generasi muda. Inilah salah satu bukti kebobrokan rezim sekuler cabul yang berkuasa di negeri kita. Hanya aturan Islam dalam naungan khilafah yang bisa menyelesaikan masalah umat, termasuk seks bebas dan penyebaran virus HIV yang kian mewabah. Mari, kita selamatkan generasi muda dengan syariah dan khilafah![341]

Lembaga Rohisan sekolah di curigai?

Posted by LEMBAGA DAKWAH SEKOLAH | 03.28 Categories:
Rohis dan teroris. Dua kata yang kedengerannya sepadan di kuping. Tapi bukan berarti sama artinya lho. Malah kalo ada yang nyeleneh menyamakan dua kata ini, bisa berabe urusannya. Ya iya dong, masa ya iya lah. Enak aja nyamain rohis yang mulia dengan teroris yang hina dina. Beda banget gitu lho!

Sialnya, pada tanggal 5 September 2012, Metro TV bikin ulah yang mencoreng nama baik organisasi kerohanian islam alias rohis. Dalam sebuah tayangan program Metro Hari Ini, stasiun TV yang digawangi Surya Paloh ini memaparkan sebuah ilustrasi mengenai pola rekrutmen ‘teroris muda’. Dalam program bersama narasumber dari Guru Besar UIN Jakarta Prof Bambang Pranowo, mantan Kepala BIN Hendropriyono dan pengamat terorisme Taufik Andri ini, disampaikan bahwa pola rekrutmen ‘teroris muda’: (1) Sasarannya siswa SMP akhir-SMA dari sekolah-sekolah umum; (2) Masuk melalui program ekstrakurikuler di masjid-masjid sekolah; (3) Siswa-siswi yang terlihat tertarik kemudian diajak diskusi di luar sekolah; (4) Dijejali berbagai kondisi sosial yang buruk, penguasa korup, keadilan tidak seimbang; (5) Dijejali dengan doktrin bahwa penguasa adalah toghut/kafir/musuh. Bayangin deh, apa yang ada di benak penonton ketika membaca kata kunci pelajar + ekskul di mesjid sekolah + diskusi islam + kebencian terhadap penguasa. Jawabannya, kaitan ROHIS dan TERORIS!

Rohis dan Potret Buruk Bangsa

Sekedar ngingetin, rohis adalah akronim dari Kerohanian Islam. Sebuah nama ekstrakurikuler yang berhubungan dengan kegiatan agama Islam di sekolah atau kampus. Sebagaimana layaknya organisasi Islam lain, lahirnya organisasi Rohis juga dalam rangka menyambut seruan Allah dalam firman-Nya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al Imron 104).
Kalo kita telusuri asal-usulnya, rohis mulai berkembang di sekolah-sekolah sejak awal 90an. Bahkan cikal bakal atau yang menyemangati untuk ‘revolusi jilbab dan atau kerudung’ di sekolah-sekolah umum pada saat itu, salah satunya adalah Rohis. Kehadiran rohis melengkapi minimnya materi pelajaran Agama islam di pendidikan formal. Karena memang porsi pelajaran agama tidak bisa menjawab kegundahan para siswa tentang Islam dan kehidupan, yang notabene mereka masih muda belia, saatnya mereka mencari jati diri. Coba deh cek, berapa sih porsi pelajaran agama di sekolah selama seminggu? Waktu era penulis sekolah sih cuman 2 jam pelajaran dalam seminggu. Entah sekarang. Mungkin gak jauh beda. Itu juga kalo gak libur atau gurunya absen. Tapi kalo gurunya gak masuk, bablas deh seminggu itu gak ada pelajaran agama. Haus-haus deh tuh dahaga spiritualnya!
Kegiatan rohis bukan cuman menambah jam pelajaran agama yang teoritis belaka. Tapi lebih kepada pengenalan siswa terhadap Islam sebagai aturan hidup. Program pendampingan semacam mentoring dari senior atau kakak kelas, membantu siswa mengenal Islam lebih dalam dengan bahasa yang cair dan mudah dimengerti oleh remaja usia sekolah. Karena esensi agama adalah tindakan, praktek langsung, bukan hanya teori-teori yang dihafalkan di kelas dan dikeluarkan di soal-soal ujian. Rohis memfasilitasi itu, dengan program-program kerjanya.
Rohis hanya ingin memperbaiki pola pikir generasi muda yang sudah teracuni dengan pola pikir hedonism atau materialism. Lalu menggantinya dengan pemikiran yang cemerlang dan gemilang dari Islam. Rohis mengajak anggotanya untuk peka dan berpikir kritis tentang negeri ini. Nggak egois bin individualis yang cuman mikirin kepentingan dan kesenangan diri sendiri.
Yup, kajian Islam dalam Rohis tidak dibatasi hanya masalah ibadah ritual semata. Tapi juga berupaya mengajak remaja berdiskusi dan mencari solusi tentang negeri ini yang penuh korupsi. Rohis juga ikut urun rembug dalam kajian tentang mengapa sumber daya alam negeri ini belum dikelola secara adil dan bijak. Cakupan obrolan dan dikusi nggak jauh dari kondisi negeri ini yang banyak dibahas media massa. Rohis ingin anak muda Indonesia kelak lebih peka, kritis, dan aktif mencari solusi untuk kebaikan bangsa ini. Masa yang kaya gini difitnah sebagai sarang rekrutmen teroris. Ada-ada aja!\

Membaca Arah Opini Teroris

Bola salju telah bergulir. Semakin lama menggelinding, semakin besar. Itulah yang terjadi pada opini nyeleneh yang dibangun MetroTV terkait korelasi rekrutmen teroris muda dengan organisasi rohis. Di bulan september ini, media massa kian gencar menayangkan informasi seputar terorisme. Keliatan banget kalo opini teroris ini dibangun untuk mengingatkan publik pada peristiwa hancurnya menara kembar WTC pada 9 September 2011. Secara terus-menerus publik digiring untuk bersikap islamophobia terhadap ajaran Islam yang tegas bin ideologis. Terutama yang berhubungan dengan kebangkitan Islam sebagai aturan hidup dan nada keras penolakan umat Islam terhadap arogansi Amerika di negeri-negeri Islam.
Opini teroris memecah belah umat dengan pemberian label islam garis keras, islam moderat, atau islam fundamentalis. Label yang dibuat oleh musuh-musuh Islam untuk mengkerdilkan ajaran Islam dan menyudutkan para aktivis Islam. Dan rohis salah satu pihak yang kebagian getahnya dalam opini pola rekrutmen teroris muda yang merambah ke dunia pendidikan formal.
Maka tak ayal, jika tayangan dialog seputar terorisme yang diurai di awal tulisan ini memancing emosi para aktivis rohis. Baik yang masih aktif maupun yang sudah alumni. Sehingga dalam waktu kurang dari 24 jam, Gerakan Tuntut Metro TV Kepada Rohis Se-Indonesia di facebook saja telah mencapai lebih dari 10.000 orang. Belum lagi di group BBM, SMS Pengaduan, dan blog serta website, semuanya berisi kecaman dan ketidaksetujuan terhadap tayangan Metro TV tersebut.
Ketua Majelis Ulama Indonesia, KH. Makruf Amin sangat menyayangkan atas tayang tersebut, dengan mengatakan “Jangan digeneralisir seperti itu. Pernyataan yang demikian justru akan menimbulkan sikap saling curiga” (merdeka.com, Sabtu 15/9).
Sementara itu, Isu terorisme memang sudah menjadi kendaraan menuju pembunuhan karakter terhadap Islam atau anti Islam.  Menurut tokoh Tim Pengacara Muslim (TPM) Mahendratta, sinergi antara BNPT dan gerakan liberal dicurigai berniat menghancurkan Islam di Indonesia. “Jadi mereka memang ingin menghancurkan ideologi (Islam), mereka ingin Indonesia menjadi negara sekuler,” jelas Mahendratta kepada hidayatullah.com, Sabtu (15/09/2012).
Meskipun akhirnya pada hari Sabtu, 15 September 2012, pihak Metro TV mengeluarkan pernyataan maafnya dan membela diri, tapi itu tidak dapat menarik kembali bom opini yang sudah dilempar ke tengah masyarakat. Nasi sudah menjadi bubur. Nama baik rohis udah hancur. Dari logika yang dibangun dalam program dialog itu, jelas Info grafik yang mereka tayangkan sedang menyudutkan organisasi ekstrakurikuler di berbagai sekolah. Jika dikaitkan langsung dengan program antiterorisme yang masih dan sedang digalakkan oleh BNPT, maka ini adalah salah satu langkah mengkriminalkan Rohis, setelah sebelumnya santer rame opini tentang ‘sertifikasi ulama’.
Sayangnya, ada aja umat Islam yang adem ayem nanggepin opini teroris dan rohis. Malah ada yang belagu bin sok tahu dengan menyayangkan sikap pembelaan kita terhadap Rohis. Mereka bilang “marah dan pembelaan kita terhadap pemberitaan tersebut, justru menunjukkan bahwa kita benar pelakunya (teroris)?” oh yaa….terus, itu masalaah buat lo!! Hehehe… jadi, kalo nama kita dicatut media massa terus difitnah sebagai pelaku teroris kita diem aja gitu? Lantaran kalo kita marah terus mengadukan ke pihak berwenang berarti kita membenarkan tuduhan tersebut? Helloooo….! Nggak segitunya kaleee…!
Penelitian dan fakta mana yang bisa menunjukkan hal itu? Ini hanya upaya untuk menggembosi semangat keislaman kita. Marah adalah refleksi dari naluri gharizatul baqa kita, dan itu sebagai suatu kewajaran. Cuman untuk mewujudkan langkah selanjutnya dari marah itu yang masing-masing orang berbeda tergantung pola kebiasaan dia berpikir dan bersikap. Buat kita sebagai remaja muslim yang baik dan benar, tentu saja emosi tetap dalam kendali akal. Tidak mudah terprovokasi oleh oknum pemecah belah umat. Kita salurkan rasa marah kita di jalur yang benar sesuai dengan tuntunan rasul. Dakwah!

 Rohis Mesti Tetep Eksis!

Potret buram kondisi remaja negeri khatulistiwa terus mengisi headline media massa. Data tawuran antar pelajar dari data Bimas Mabes Polri tahun 2010 jumlah kasusnya 128, sementara tahun 2011 meningkat 2 kali lipat menjadi 339 kasus (Kompas, 21/12/2011). Untuk kasus penyalahgunaan narkoba, Badan Narkotika Nasional mencatat tahun 2010 penyalah guna sekitar 4,02 juta orang, kemudian tahun 2011 meningkat sekitar 2,8% atau sekitar 5 juta orang (Kompas, 26/06/2011). Dari survei Komisi Perlindungan Anak tahun 2010 terhadap perilaku seksual pelajar SMP dan SMA, didapati data 93,7% mengaku pernah pernah berciuman, petting dan oral seks; sebanyak 62,7% remaja SMP sudah tidak perawan; 26,2% remaja SMA pernah aborsi, dan 97% pernah nonton video porno.
Fakta kebobrokan remaja di atas terus meningkat dari tahun ke tahun. Tidak hanya secara kuantias, tapi juga kualitas. Aksi tawuran tidak sekedar adu jotos. Tapi sudah berbekal senjata tajam sejenis samurai, gear yang diasah, badik, atau double stick. Komunitas biker muda juga tidak hanya ngumpul kongkow-kongkow mengisi malam panjang di akhir minggu. Tapi sudah mengarah pada tindakan kriminal yang sering dipraktikkan geng motor. Begitu juga dengan pecandu narkoba yang mulai menaikkan levelnya menjadi pengedar.
Trend busana yang mengumbar aurat juga kian mewabah dikalangan remaji. Mereka tidak sungkan lagi berpakaian seksi dan mengeksplorasi daya tarik seksualnya. Kondisi ini diperparah dengan provokasi dari tayangan media yang menampilkan gaya hidup idola remaja yang cenderung hedonis dan materialis. Lengkap deh serangan budaya dan pemikiran yang menghantam generasi muda Islam. Rasa malu secara perlahan dicabut dari diri remaja en remaji muslim. Akibatnya bisa fatal. Lantaran rasul saw mengingatkan kita dalam sabdanya, “Jika Allah hendak menghancurkan suatu kaum (negeri) maka terlebih dahulu dilepaskannya rasa malu dari kaum itu” (HR. Bukhari-Muslim)
Sahabat, potret buram remaja di atas udah semestinya menggedor kepedulian kita. Lantaran akibat dari kemaksiatan yang merajalela, tidak hanya menimpa mereka para pelaku kemasiatan. Tapi juga kita-kita yang sama-sama hidup dalam satu planet dengan mereka di muka bumi. Allah swt berfirman: “Dan peliharalah dirimu dari siksa yang tidak saja akan menimpa orang yang zholim diantara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksanya.” (QS. Al-Anfal 25)
Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a.: “Dan sesungguhnya aku mendengar Rasulullah SAW.bersabda (yang artinya): “Bila suatu kaum berbuat maksiat, sementara di antara mereka ada yang mampu menegur mereka, namun tidak dilakukannya, melainkan Allah akan menimpakan siksa-Nya secara merata atas mereka dari sisi-Nya.”.
Sehingga kita hanya punya satu pilihan terbaik untuk menghindari turunnya azab Allah. Berdakwah merubah fakta di atas menjadi Islami. Seperti yang dilakukan oleh Rasulullah Saw dan para shahabat. Di sinilah pentingnya eksistensi rohis di sekolah atau kampus. Sebagai media dakwah yang aktif menyerukan pada kebaikan dan mencegah kemungkaran untuk kebaikan semua pihak. Hambatan dan tantangan dakwah itu pastilah ada, tapi jangan membuat kita berlari meninggalkan dakwah. Jika kita memilih lari dari dakwah dengan adanya hambatan dan tantangan dakwah, maka kita bukan lagi seorang pejuang, kita telah menjadi pecundang. Mari kita sambut ajakan dakwah dan bergabung bersama rohis untuk memberkuat barisan perjuangan Islam demi tegaknya syariah dan khilafah di muka bumi ini. Biar kata difitnah teroris, rohis mesti tetep eksis. Allahu akbar![@LukyRouf]

Pentingnya dakwah di sekolah

Posted by LEMBAGA DAKWAH SEKOLAH | 02.50 Categories:
Dakwah sekolah merupakan suatu istilah yang sudah tidak asing lagi bagi di telinga para aktivis, terutama aktivis kerohanian Islam (rohis). Kegiatan dakwah sekolah ini telah menjamur di berbagai sekolah di Indonesia. Segmen target dari dakwah sekolah ini pada awalnya adalah siswa-siswi sekolah menengah atas. Namun, seiring berjalannya waktu, dirasa bahwa pendidikan dakwah sekolah ini harus masuk di level yang lebih rendah lagi. Akhirnya, di beberapa daerah, segmen dakwah sekolah ini diperluas hingga merambat ke sekolah menengah pertama.
  • Jual Jaket Motor Respiro Anti Angin dan Anti Air Cocok dipakai Harian maupun Touring
    www.JaketRespiro.com
  • Plus 4.000 artikel Islami, 6.000 kitab, serta nasyid walimah & jihad.
    digitalhuda.com/?f1
  • Peluang Usaha Sambil Ibadah, Perwakilan Biro Umrah-Haji Plus dan Raih Reward Ratusan Juta Rupiah.
    www.rumahhajidanumrah.com
  • Sedia Baju Hamil, Baju Menyusui, Celana Hamil, Bra Menyusui, Nursing Pillow, Nursing Apron, dll.
    www.hamil-menyusui.com
Para pelaku dakwah sekolah ini biasanya adalah siswa-siswi sekolah yang telah menjalani pembinaan Islam secara intensif terlebih dahulu sebelumnya. Siswa-siswi ini dibina oleh kakak kelasnya, baik yang masih bersekolah maupun yang sudah berstatus sebagai alumni. Di beberapa sekolah, bahkan level guru pun turut membantu dalam penyuksesan kegiatan dakwah sekolah. Pada umumnya, para pelaku dakwah sekolah ini memiliki mekanisme tersendiri dalam melakukan sebuah regenerasi sehingga kegiatan dakwah sekolah ini tetap berjalan dan tidak tenggelam seiring berjalannya waktu.

Sebenarnya aktivitas dakwah sekolah ini muncul untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang menghinggapi bangsa ini. Bila direnungi lebih jauh, semua permasalahan ini bermuara pada lemahnya karakter masyarakat bangsa ini. Masa-masa krusial dalam pembentukan karakter adalah saat insan bangsa ini mengenyam pendidikan di sekolah menengah. Di masa itu, masa remaja, adalah masa dimana setiap orang sedang mencari sosok ideal bagi dirinya. Tidak jarang ia mencoba hal baru di sana-sini untuk menemukan pola hidup dan role model seperti apa yang tepat bagi dirinya. Di sinilah mengapa masa ini disebut masa yang paling krusial dalam pembentukan karakter. Jika sosok remaja ini tidak diarahkan pada hal yang baik sejak dini, maka ia akan diarahkan pada hal yang buruk dengan sendirinya. Hal ini terjadi karena kondisi lingkungan sekitar sekarang sudah tidak mendukung lagi untuk berparadigma positif dan lurus. Pengaruh globalisasi, ghazwul fikr, dan modernisasi mendominasi siklus budaya zaman ini. Apabila kondisi ini dipadukan dengan godaan internal (hawa nafsu), sedangkan di luar sana tidak ada filter yang menyaring asupan buruk tersebut, maka dapat dipastikan remaja ini akan terseret pada degradasi moral dengan sendirinya. Oleh karena itu, dakwah sekolah hadir sebagai tindakan preventive agar remaja tidak salah memilih jalan hidupnya.
Melihat urgensi dan latar belakang mengapa dakwah sekolah ini lahir, dapat ditarik kesimpulan bahwa memang kegiatan dakwah sekolah ini benar-benar diperlukan. Pembentukan karakter rabbani lebih dini akan memberikan dampak yang sangat luar biasa di kemudian hari. Sosok rabbani berkapasitas tinggi tersebut pasti akan terketuk hatinya tatkala melihat realita yang terjadi di masa setelahnya sehingga ia akan terus melanjutkan aktivitasnya pasca lulus sekolah menengah. Kepekaan sosial dan semangat menebar kebaikan akan kembali muncul di dunia kampus, dunia kerja, dan lain sebagainya. Dari satu orang yang terbentuk secara paripurna di saat ia masih sekolah akan memberikan suatu perubahan yang signifikan bagi lingkungan setelahnya. Dapat dibayangkan, apa yang akan terjadi apabila ratusan bahkan ribuan siswa-siwi sekolah menengah yang tersentuh oleh aktivitas dakwah sekolah ini. Dengan mengoptimalkan ketercapaian dakwah sekolah, maka visi besar membangun Indonesia Jaya bukan hanya isapan jempol belaka.

Untuk membangun sistem dan ‘kerajaan’ dakwah sekolah yang paripurna dibutuhkan sinergisasi antara siswa dengan pihak luar, seperti alumni dan warga sekolah. Visi besar dakwah sekolah tidak bisa hanya dimiliki siswa saja atau alumni saja. Visi besar ini harus dimiliki dan difahami oleh tiga komponen tersebut. Siswa berperan sebagai pelaku lapangan dimana mereka mengelaborasikan penjabaran misi ke dalam bentuk program yang mereka kreasikan di lapangan. Alumni berperan sebagai penjaga nilai, supervisor, controller ketercapaian visi besar dakwah sekolah, fasilitator siswa dalam menjalankan setiap programnya, dan motivator bagi siswa-siswi yang berjuang di lapangan. Kegiatan dakwah sekolah melibatkan unsur luar, seperti warga sekolah termasuk kepala sekolah dan guru-guru, adalah karena mereka pemegang kebijakan sekolah. Harmonisasi ketiga komponen ini akan memberikan kelancaran aktivitas dakwah sekolah. Ketika siswa bersemangat dalam merumuskan suatu tindak nyata berbentuk program, maka alumni membantu dalam pembentukan paradigma dakwah, reminding visi besar dakwah sekolah, dan controlling lapangan. Kemudian pihak sekolah sebagai penentu kebijakan memberikan kebebasan berekspresi. Dengan kolaborasi seperti ini, maka aktivitas dakwah sekolah ini akan terus berjalan secara berkesinambungan. Siklus pembinaan dan syiar akan tetap saling melengkapi sehingga banyak siswa-siswi yang terbina dan terbentuk karakternya.

Fenomena yang terjadi di beberapa daerah dimana kondisi rohisnya tidak optimal adalah karena tidak ada harmonisasi dan sinergisasi dari ketiga komponen tersebut. Siswa yang manja, alumni yang kurang cakap dalam membahasakan maksud dan tujuan kepada para siswa, pihak sekolah yang tidak memberikan izin setiap kegiatan rohis acapkali menjadi masalah-masalah yang sering muncul di lapangan. Jika kondisi ini tetap dibiarkan, maka visi besar di atas tidak akan pernah tercapai. Oleh karena itu perlu dilakukan sinergisasi ketiga komponen tersebut. Jika tidak, maka gerakan dakwah sekolah akan mati, dan kondisi bangsa ini tidak akan membaik kembali.

Oleh: Fauzi Achmad Zaky Amirullah

Jumat, 09 November 2012

Selamat datang di situs lembaga dakwah sekolah

Posted by LEMBAGA DAKWAH SEKOLAH | 13.50 Categories:
Duta dakwah sekolah Garut merupakan komunitas pelajar rindu syariah dan khilafah. Dengan adanya situs ini semoga dapat membantu tersampaikannya dakwah ideologis islam di kalangan remaja dan pelajar

Download Buku-Buku Islam

Coment di Facebook

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube