Pukul 13.00 belum terlihat
keramaian di area bundaran Hotel Indonesia Jakarta. Padahal rencananya,
senin siang (25/6) bakal digelar aksi damai para pelajar dalam rangka
penolakan terhadap program kondomisasi remaja yang digagas oleh Menkes,
Nafsiah Mboi. Tak berapa lama, para pelajar putra dan putri yang hendak
ikut aksi mulai berdatangan membentuk kelompok-kelompok terpisah di
sekitar area aksi. Namun panitia masih belum mengaktifkan pengeras suara
yang sudah siap berteriak di atas mobil sound system.
Selidik punya selidik, ternyata ada miss
komunikasi antara panitia dengan pihak kepolisian. Sehingga surat izin
keramaian untuk melegalisasi aksi, masih belum turun hingga senin siang.
Terlihat koordinator aksi dari DPP HTI tengah berbincang dengan aparat.
Hasilnya, pihak berwenang ngasih jatah SETENGAH JAM untuk menggelar
aksi. Alhamdulillaaah….
Tanpa membuang waktu, pukul 13.45 panitia segera bergerak. Kumpulan
peserta aksi mulai digiring untuk mengelilingi air mancur bundaran HI.
Pengeras suara mulai unjuk gigi melantunkan nasyid pengobar semangat
dakwah. Tak lama berselang, Kang Ridwan dan Mas Luky dari Lajnah Dakwah
Sekolah Hizbut Tahrir Indonesia (LDS-HTI) selaku pemandu aksi mulai
berkoar-koar memompa semangat para peserta. Allaahu akbar!
Setelah dibuka dengan salam dan doa, rangkaian orasi dari para
pelajar dimulai. Azzam bin Ismail Yusanto membuka orasi dengan tema,
Invasi budaya kafir merusak generasi muda. Pelajar SMA Insantama Bogor
ini mengingatkan para pelajar untuk waspada dengan serangan budaya rusak
dan pemikiran sesat yang dijajakan musuh-musuh Islam melalui media.
Orasi berikutnya dari Syadad Bil Haq yang dengan tegas menyuarakan bahwa
sosialisasi kondom
adalah kebijakan cabul rezim sekuler. Sehingga pelajar salah satu SMP
di Jakarta ini menambahkan gelar pada Nafsiah Mboi sebagai Menkes Cabul!
Berikutnya, orasi disuarakan oleh Nazhif bin Rahmat Kurnia dari SMA
Insantama Bogor yang tak kalah lantangnya mengajak masyarakat untuk
menghancurkan virus sekulerisme dan liberalisme dari pemikiran umat.
Lalu disambung oleh Febri, salah satu pelajar SMA di Jakarya yang
mengingatkan bahwa sosialisasi kondom adalah upaya melegalisasi seks
bebas. Terutama dikalangan remaja yang rentan terserang penyakit menular
seksual dan wabah virus HIV. Rangkaian orasi diakhiri dengan pembacaan
Pernyataan sikap HTI “Menolak Program Kondom Menkes” oleh Dede Tisna,
Ketua DPP LDS-HTI. Aksi damai pun ditutup pembacaan doa oleh Abu Umar,
tenaga pengajar salah satu sekolah di Jakarta. Alhamdulillaaah..meski
hanya setengah jam, namun opini tolak sosialisasi kondom cukup menghujam
masyarakat di sekitar area yang mendapatkan pers release dan artikel
dari tim LDS.
Aksi damai tolak kondomisasi
dan legalisasi seks bebas juga digelar oleh LDS-HTI di Banyumas,
Bandung, dan Surabaya. Kita semua berharap agar masyarakat kian
menyadari bahwa sosialisasi program kondomisasi
Menkes hanya akan berakibat pada legalisasi seks bebas yang merusak
generasi muda. Inilah salah satu bukti kebobrokan rezim sekuler cabul
yang berkuasa di negeri kita. Hanya aturan Islam dalam naungan khilafah
yang bisa menyelesaikan masalah umat, termasuk seks bebas dan penyebaran
virus HIV yang kian mewabah. Mari, kita selamatkan generasi muda dengan
syariah dan khilafah![341]
0 komentar:
Posting Komentar
Assalalmualaiikum... Bagi sobat sobat sekalian yang mau berkomentar silahkan masukan disini... komentar yang kurang sopan akan kami delete denga hormat... terimakasih...