Sabtu, 10 November 2012



Pukul 13.00 belum terlihat keramaian di area bundaran Hotel Indonesia Jakarta. Padahal rencananya, senin siang (25/6) bakal digelar aksi damai para pelajar dalam rangka penolakan terhadap program kondomisasi remaja yang digagas oleh Menkes, Nafsiah Mboi. Tak berapa lama, para pelajar putra dan putri yang hendak ikut aksi mulai berdatangan membentuk kelompok-kelompok terpisah di sekitar area aksi. Namun panitia masih belum mengaktifkan pengeras suara yang sudah siap berteriak di atas mobil sound system.
Selidik punya selidik, ternyata ada miss komunikasi antara panitia dengan pihak kepolisian. Sehingga surat izin keramaian untuk melegalisasi aksi, masih belum turun hingga senin siang. Terlihat koordinator aksi dari DPP HTI tengah berbincang dengan aparat. Hasilnya, pihak berwenang ngasih jatah SETENGAH JAM untuk menggelar aksi. Alhamdulillaaah….

Tanpa membuang waktu, pukul 13.45 panitia segera bergerak. Kumpulan peserta aksi mulai digiring untuk mengelilingi air mancur bundaran HI. Pengeras suara mulai unjuk gigi melantunkan nasyid pengobar semangat dakwah. Tak lama berselang, Kang Ridwan dan Mas Luky dari Lajnah Dakwah Sekolah Hizbut Tahrir Indonesia (LDS-HTI) selaku pemandu aksi mulai berkoar-koar memompa semangat para peserta. Allaahu akbar!
Setelah dibuka dengan salam dan doa, rangkaian orasi dari para pelajar dimulai. Azzam bin Ismail Yusanto membuka orasi dengan tema, Invasi budaya kafir merusak generasi muda. Pelajar SMA Insantama Bogor ini mengingatkan para pelajar untuk waspada dengan serangan budaya rusak dan pemikiran sesat yang dijajakan musuh-musuh Islam melalui media. Orasi berikutnya dari Syadad Bil Haq yang dengan tegas menyuarakan bahwa sosialisasi kondom adalah kebijakan cabul rezim sekuler. Sehingga pelajar salah satu SMP di Jakarta ini menambahkan gelar pada Nafsiah Mboi sebagai Menkes Cabul!

Berikutnya, orasi disuarakan oleh Nazhif bin Rahmat Kurnia dari SMA Insantama Bogor yang tak kalah lantangnya mengajak masyarakat untuk menghancurkan virus sekulerisme dan liberalisme dari pemikiran umat. Lalu disambung oleh Febri, salah satu pelajar SMA di Jakarya yang mengingatkan bahwa sosialisasi kondom adalah upaya melegalisasi seks bebas. Terutama dikalangan remaja yang rentan terserang penyakit menular seksual dan wabah virus HIV. Rangkaian orasi diakhiri dengan pembacaan Pernyataan sikap HTI “Menolak Program Kondom Menkes” oleh Dede Tisna, Ketua DPP LDS-HTI. Aksi damai pun ditutup pembacaan doa oleh Abu Umar, tenaga pengajar salah satu sekolah di Jakarta. Alhamdulillaaah..meski hanya setengah jam, namun opini tolak sosialisasi kondom cukup menghujam masyarakat di sekitar area yang mendapatkan pers release dan artikel dari tim LDS.

Aksi damai tolak kondomisasi dan legalisasi seks bebas juga digelar oleh LDS-HTI di Banyumas, Bandung, dan Surabaya. Kita semua berharap agar masyarakat kian menyadari bahwa sosialisasi program kondomisasi Menkes hanya akan berakibat pada legalisasi seks bebas yang merusak generasi muda. Inilah salah satu bukti kebobrokan rezim sekuler cabul yang berkuasa di negeri kita. Hanya aturan Islam dalam naungan khilafah yang bisa menyelesaikan masalah umat, termasuk seks bebas dan penyebaran virus HIV yang kian mewabah. Mari, kita selamatkan generasi muda dengan syariah dan khilafah![341]

0 komentar:

Posting Komentar

Assalalmualaiikum... Bagi sobat sobat sekalian yang mau berkomentar silahkan masukan disini... komentar yang kurang sopan akan kami delete denga hormat... terimakasih...

Download Buku-Buku Islam

Coment di Facebook

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube